oleh

Iduladha 1446 H, Lapas Nunukan Catat Peningkatan Jumlah Hewan Kurban dalam Tiga Tahun Terakhir

-Nunukan-32 Dilihat

Nunukan, AKSARAUTARA – Suasana Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah membawa keberkahan tersendiri bagi warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan. Tahun ini, Lapas mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah hewan kurban yang diterima dan menjadi yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Kepala Lapas Kelas II B Nunukan, Puang Dirham mengungkapkan, pada tahun ini pihaknya mendapatkan saluran hewan kurban sebanyak total 11 ekor dan terdiri dari 7 ekor sapi dan 4 ekor kambing. Hewan-hewan tersebut berasal dari berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, pemerintah daerah, instansi, hingga lembaga keuangan dan perusahaan swasta.

“Beberapa di antaranya berasal dari Gubernur Kalimantan Utara, Bupati Nunukan, Koperasi, Bank BRI, Hj. Momo, serta sumbangan dari petugas Lapas dan PT Pertamina,” ujar Puang pada Jumat, 6 Juni 2025.

Kepala Lapas Kelas IIB Nunukan mengungkapkan bahwa penyembelihan dilakukan secara bertahap. Pada hari pertama Iduladha, dua ekor sapi dan dua ekor kambing disembelih khusus untuk didistribusikan kepada warga binaan dan petugas Lapas.

“Untuk sisanya, proses penyembelihan akan dilanjutkan pada Sabtu, 7 Juni 2025. Ini untuk memastikan distribusi berjalan lancar dan daging tersalurkan merata,” bebernya.

Data historis menunjukkan adanya peningkatan jumlah hewan kurban yang diterima Lapas Nunukan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2023, Lapas hanya menerima 3 ekor sapi dan 1 kambing. Angka tersebut meningkat pada 2024 menjadi 7 ekor sapi dan 2 ekor kambing. Tahun ini, angka kembali naik menjadi total 11 hewan kurban dan menjadi pencapaian tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Peningkatan positif ini merupakan buah dari sinergi antara pemerintah, lembaga sosial, dan pihak swasta yang peduli terhadap pembinaan rohani dan sosial warga binaan.

“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas perhatian semua pihak. Ini tidak hanya membantu dalam pemenuhan gizi warga binaan, tapi juga mempererat kebersamaan dan nilai-nilai spiritual di dalam lingkungan Lapas,” katanya.

Pelaksanaan kurban di lingkungan Lapas tidak sekadar menjalankan kewajiban ibadah. Bagi para warga binaan, momen ini menjadi pengingat akan nilai keikhlasan, kebersamaan, dan harapan. Proses distribusi daging kurban pun diatur secara adil, dengan mengutamakan mereka yang membutuhkan.

Pihak Lapas juga melibatkan warga binaan dalam proses penyembelihan dan pengemasan daging kurban, sebagai bagian dari program pembinaan dan pelatihan keterampilan.

“Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk edukasi spiritual sekaligus pemberdayaan yang mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab sosial para warga binaan,” kata Puang.

Sebagai informasi, pada hari raya idul adha 2025, pihak Lapas Nunukan tidak membuka layanan besuk bagi WBP, namun sebagai obat rindu antara WBP dengan keluarga, pihak lapas Nunukan tetap membuka titipan barang ataupun makanan.

“Hal ini sebagai bentuk kepedulian kepada WBP untuk tetap bisa merasakan masakan keluarga baik makanan kearifan lokal yang berasal dari daging kurban, maupun masakan dari keluarga sendiri, ini juga merupakan pengimplementasian program reintegrasi sosial sesuai arahan Kementrian Imipas Republik Indonesia,” pungkasnya.

Dengan peningkatan jumlah hewan kurban tahun ini, Lapas Nunukan menunjukkan bahwa perayaan keagamaan tetap bisa berjalan dengan penuh makna meski di balik tembok penjara. Melalui semangat gotong royong dan perhatian dari berbagai pihak, kurban di Lapas tidak hanya soal pembagian daging, tetapi juga soal menumbuhkan nilai kemanusiaan, ukhuwah, dan harapan akan kehidupan yang lebih baik ke depan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *