oleh

Rakerda DOB Kabudaya: Simbol Kemandirian dan Perjuangan Masyarakat Perbatasan

Nunukan, AKSARAUTARA – Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabudaya Perbatasan sukses diselenggarakan dengan penuh semangat kebersamaan dan partisipasi aktif masyarakat. Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam perjuangan pembentukan DOB Kabudaya, sebagai wilayah yang mandiri, berdaulat, dan sejahtera.

Ketua Panitia Rakerda, Bajib Misak menyampaikan, terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi. Secara khusus, apresiasi diberikan kepada Wakil Bupati Nunukan, Bapak Hermanus, S.Sos., yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut sebagai bentuk dukungan nyata dari pemerintah daerah.

“Kehadiran beliau menjadi penyemangat dan bukti bahwa perjuangan ini mendapat perhatian serius dari unsur Pemerintah Kabupaten Nunukan, serta dari berbagai lembaga adat, paguyuban, dan perwakilan etnis di wilayah Kabudaya,” ujar Misak

Kegiatan ini bukan sekadar forum musyawarah, lanjut Misak, melainkan menjadi ajang konsolidasi strategis untuk memperkuat struktur kelembagaan dan identitas daerah. Dalam Rakerda ini, telah dibentuk Badan Lekerja Harian (BPH) yang akan menjadi motor penggerak perjuangan pembentukan DOB Kabudaya. Bapak Anto Bolokot, S.Pd., terpilih sebagai Ketua, didampingi oleh Wakil Ketua Muhammad Idrus, S.Pd., M.AP., Sekretaris Alson, S.Sos., M.Si., dan Bendahara Susianti, A.Md.Kep. Salah satu agenda penting dalam Rakerda adalah penetapan desain resmi bendera DOB Kabudaya, yang mencerminkan karakteristik geografis, sosial, budaya, serta nilai perjuangan masyarakat. Bendera ini juga diharapkan menjadi simbol pemersatu lintas suku, agama, dan wilayah.

“Menariknya, seluruh pendanaan kegiatan ini berasal dari iuran sukarela masyarakat. Tercatat sebanyak 273 orang telah menyumbang dengan total dana sebesar Rp85.600.000”

Kata Misak, Hal ini menunjukkan kuatnya semangat gotong royong dan kemandirian masyarakat Kabudaya dalam memperjuangkan status otonomi daerah. Dalam paparannya, Misak menjelaskan bahwa DOB Kabudaya memiliki potensi besar untuk mandiri secara fiskal, tanpa membebani anggaran negara. Potensi tersebut meliputi sektor pertambangan (batu bara, minyak, gas, dan emas), perkebunan kelapa sawit, serta peluang peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang signifikan.

“DOB Kabudaya bukan beban, melainkan peluang strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan mempercepat pembangunan di wilayah perbatasan. Perjuangan ini murni lahir dari aspirasi rakyat, bukan agenda elit,” tegasnya.

Misak berharap, Rakerda DOB Kabudaya menjadi bukti nyata bahwa perjuangan membentuk daerah otonomi baru bisa dilakukan dengan semangat kemandirian, solidaritas, dan kepedulian terhadap masa depan generasi mendatang.

“Mari sama-sama nembangun daerah kita, dengan penuh semangat juang, dan harus tetap solid sampai kalanpun,” pungkasnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *