oleh

Wilayah Terisolasi, Masyarakat Krayan Selatan : Kami Butuh Peran Pemerintah Pusat

-Nunukan-8 Dilihat

Nunukan, AKSARAUTARA – Sudah hampir enam bulan lamanya warga Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, hidup dalam keterisolasian. Kerusakan parah pada jalan provinsi yang menghubungkan Krayan Selatan dengan Lembudud telah melumpuhkan akses utama transportasi dan logistik sejak Oktober 2024. Tak hanya itu, landasan pacu bandara lokal pun mengalami kerusakan, membuat akses udara tidak dapat digunakan.

“Kerusakan terparah terjadi di jalur provinsi menuju Lembudud, terutama di kawasan hutan sepanjang dua kilometer. Jalan berlumpur dan tak bisa dilalui kendaraan roda empat,” ungkap Oktavianus, Camat Krayan Selatan pada Kamis, 5 Juni 2025.

Menurut data lapangan, kerusakan tersebar sepanjang 39 kilometer dengan titik-titik longsor yang memicu lumpuhnya mobilitas warga. Untuk mencapai daerah lain seperti Krayan atau Lombawan yang berjarak sekitar 40 kilometer, warga hanya bisa berjalan kaki — itupun dalam keterbatasan dan risiko keselamatan tinggi.

Krayan Selatan selama ini menjadi jalur utama distribusi barang dari Malaysia ke empat kecamatan di sekitarnya. Namun, akibat rusaknya jalan dan bandara, pasokan BBM, bahan pokok, hingga layanan teknis seperti perbaikan mesin PLN terganggu total.

“Kondisi ini bukan hanya soal akses, tapi soal hidup masyarakat. Ini urat nadi ekonomi yang lumpuh,” tegas Oktavianus.

Kerusakan disebabkan oleh curah hujan tinggi yang memicu longsor di sejumlah titik. Di Krayan Selatan, longsor mencapai panjang dua kilometer. Longsor serupa juga terjadi di Krayan Tengah, turut memutus jalur antarwilayah.

Pemerintah Kabupaten Nunukan telah menetapkan status tanggap darurat hingga 5 Juni 2025. Namun, warga berharap perhatian lebih serius datang dari pemerintah provinsi maupun pusat.

“Kami berharap ada penanganan cepat dan permanen. Jangan tunggu sampai warga benar-benar tak bisa bertahan,” harapnya.

Masyarakat Krayan Selatan mendesak pemerintah untuk menjadikan perbaikan akses jalan dan bandara sebagai prioritas utama. Selain sebagai penghubung antar kecamatan, jalur ini merupakan simpul distribusi logistik, pendidikan, layanan kesehatan, dan komunikasi lintas perbatasan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *